RSS

Cerita Ngentot Rani Dan Antasari

Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Rani juliani bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Rani juliani. Setelah pelayan keluar dan Rani juliani memberikan tip, tiba-tiba Rani juliani menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.

“Ahh Rani.. pelan-pelan Rani.. ahh.. enak sekali Rani.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Rani juliani padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Rani juliani dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Rani juliani dari penisku, kuangkat Rani juliani dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Rani diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup bibir Rani juliani dan mulai mencumbu Rani juliani sementara Rani juliani hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.

Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Rani juliani satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan bhnya terbuka dan ku lepaskan BH Rani juliani lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Rani juliani, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Rani juliani, kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal toketnya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Rani juliani lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Rani juliani kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Rani juliani lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Rani juliani.

Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Rani juliani, dan Rani juliani mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Rani juliani sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika jilatanku mendekati puting Rani juliani tangankupun mendekati memek Rani juliani dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Rani juliani tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Rani juliani yang ternyata sudah basah. Ketika kukulum puting Rani juliani yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Rani juliani melengkung keatas.

“Akhh.. Antasari.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Rani.. akhh.. Antasari enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Rani juliani histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Rani juliani dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Rani juliani bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Rani juliani bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Rani juliani mendapatkan orgasme pertamanya.

Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju ke memeknya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Rani juliani.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Rani mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Rani juliani histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.

Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Rani juliani. Tubuh Rani juliani bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.

“Ahh.. Antasariyy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuattt.. ” jerit histeris Rani juliani mengantar orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Rani juliani sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Rani juliani yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Rani juliani.
“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Rani istirahat dulu” pinta Rani juliani padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Rani juliani.

Tak lama kemudian kuangkat tubuh Rani juliani hingga posisi Rani juliani kini dalam pangkuanku, dan dalam posisi Rani juliani sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Rani juliani yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Rani juliani dan kulepas rok Rani juliani dari atas dan kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Rani juliani lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek dinding vagina Rani juliani.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Rani mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Rani nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Rani juliani histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Rani juliani bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Rani juliani.

Lalu kurebahkan tubuh Rani juliani dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Rani juliani tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Rani juliani bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Rani juliani juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Rani aku mau keluar Rani.. akhh.. aku keluar Rani” kataku disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Rani juliani.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Rani juga.. ahh.. sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Rani juliani dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.

Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Rani juliani yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Rani juliani sehingga ada cairan yang keluar dari dalam vagina Rani juliani yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih memainkan kelentit Rani juliani. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.

Setelah tubuhku dan Rani juliani mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Rani juliani yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Rani juliani, lalu kupeluk dia dan kukecup pipi Rani juliani.

“Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Rani” kata Rani juliani sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Rani juliani bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Rani juliani membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Rani juliani, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Rani juliani dan kamipun saling membersihkan tubuh.

Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Rani juliani sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Rani juliani tidak pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih seru lagi.

0 komentar:

Post a Comment

© 2009 - DUNIA BOK3P | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top